Hingga abad ke-20, masturbasi masih saja dianggap sebagai suatu
aktivitas yang menyimpang. Anggapan memalukan dan berdosa ini sudah
terlanjur tertanam, meskipun para ahli kesehatan telah sepakat bahwa
masturbasi tidak mengakibatkan kerusakan fisik maupun mental.
Wajar
jika topik ini selalu menarik untuk dibahas secara terbuka, sehingga
terkadang justru menimbulkan kesalahpahaman tentang efek dari
masturbasi. Untuk menjawab semua anggapan keliru yang sudah terlanjur
dipercaya, Dr A.Chakravarthy, President International Association of
Sexual Medicine mengemukakan beberapa hal terkait fakta-fakta kesehatan
dari masturbasi.
1. Masturbasi tidak menyebabkan kebutaan
Masturbasi
adalah metode normal dari aktivitas seksual baik untuk pria dan wanita.
Sehingga tidak akan menyebabkan kebutaan atau masalah kesehatan
lainnya. Masturbasi tidak ada hubungannya dengan hilangnya organ-organ
sensorik tubuh dan merupakan aktivitas seksual yang benar-benar aman.
2. Banyak pasangan sering melakukan masturbasi setelah menikah
Memang
benar adanya. Masturbasi tidak menyebabkan kondisi kesehatan, namun
jika Anda melakukannya secara berlebihan bisa dikategorikan sebagai
pecandu. Untuk menghentikannya Anda mungkin perlu bantuan seksolog.
3. Top Five mitos tentang masturbasi
Ada
begitu banyak mitos dan kesalahpahaman tentang masturbasi, bahkan dalam
masyarakat beradab. Banyak orang memiliki pengertian yang salah dan
berpikir bahwa masturbasi dapat menyebabkan sejumlah kondisi berikut :
- Kebutaan
- Infertilitas (mandul)
- Kelemahan seksual
- Kehilangan berat badan dan penurunan ukuran organ
- Penurunan libido
4. Wanita masturbasi tidak mengalami kesulitan mencapai orgasme selama hubungan seksual
Hal
ini karena mekanisme orgasme wanita lebih kompleks daripada laki-laki.
Kurang mendapat rangsangan dan teknik seks yang tidak tepat biasanya
menjadi pemicu mengapa wanita tidak mengalami orgasme.
5. Berapa batas maksimal melakukan masturbasi?
Belum
ada penelitian yang menunjukkan mengenai batas aman untuk melakukan
masturbasi. Hal ini tergantung pada masing-masing individu. Rata-rata
sekitar 3-7 kali per minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar