Berbicara mengenai Reinkarnasi, tidak lepas dari sudut pandang manusia
akan keyakinan dan kepercayaan yang di anut oleh masing-masing manusia
itu sendiri.
Begitu banyak konsep-konsep akan pemahaman mengenai fenomena reinkarnasi
yang dapat kita jumpai. Entah itu bersumber dari konsep pandangan
agama, pandangan skeptis, bahkan dari pandangan ilmiah.Untuk itu,
izinkan saya mencoba mengajak anda memahami lebih jauh atas fenomena
reinkarnasi ini tanpa adanya unsur SARA dalam bentuk apapun.
Reinkarnasi
Reinkarnasi atau t(um)itis, merujuk kepada kepercayaan bahwa seseorang
itu akan mati dan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain. Yang
dilahirkan itu bukanlah wujud fisik sebagaimana keberadaan kita saat
ini. Yang lahir kembali itu adalah jiwa orang tersebut yang kemudian
mengambil wujud tertentu sesuai dengan hasil pebuatannya terdahulu.
Banyak yang menyatakan bahwa ajaran reinkarnasi berasal dari negeri
Timur: India, Cina, Nusantara. Atau berasal dari agama yang lahir di
Timur : Hindu, Budha, Taoisme, dan faham Kebatinan.
Terdapat dua aliran utama yaitu pertama, mereka yang mempercayai bahwa
manusia akan terus menerus lahir kembali. Kedua, mereka yang mempercayai
bahwa manusia akan berhenti lahir semula pada suatu ketika apabila
mereka melakukan kebaikan yang mencukupi atau apabila mendapat kesadaran
agung (Nirvana) atau menyatu dengan Tuhan (moksha). Agama Hindu
menganut aliran yang kedua.
Reinkarnasi Dalam Kepercayaan Hindu
Kelahiran kembali adalah suatu proses penerusan kelahiran di kehidupan sebelumnya.
Seperti kutipan dari konsep kepercayaan Umat Hindu yaitu ajaran Dharma
tentang Karma phala yang berakar dari dua kata yaitu karma dan phala.
Karma berarti perbuatan/aksi, sedangkan phala berarti buah/hasil.
Maka, Karma phala berarti buah dari perbuatan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan.
Karma phala memberi optimisme kepada setiap manusia, bahkan semua
makhluk hidup. Dalam ajaran ini, semua perbuatan akan mendatangkan hasil
bagi yang berbuat. Apapun yang kita perbuat, seperti itulah hasil yang
akan kita terima. Yang menerima adalah yang berbuat, bukan orang lain.
Karma Phala adalah sebuah Hukum Universal bahwa setiap perbuatan akan mendatangkan hasil.
Dalam konsep Hindu, berbuat itu terdiri atas: perbuatan melalui pikiran,
perbuatan melalui perkataan, dan perbuatan melalui tingkah laku,
Ketiganya lah yang akan mendatangkan hasil bagi yang berbuat. Kalau
perbuatannya baik, hasilnya pasti baik, demikian pula sebaliknya.
Karma Phala terbagi atas tiga, yaitu:
1. Sancita Karma Phala (Phala/Hasil yang diterima pada kehidupan sekarang atas perbuatannya di kehidupan sebelumnya)
2. Prarabdha Karma Phala (Karma/Perbuatan yang dilakukan pada kehikupan
saat ini dan Phalanya akan diterima pada kehidupan saat ini juga)
3. Kryamana Karma Phala (Karma/Perbuatan yang dilakukan pada kehidupan
saat ini, namun Phalanya akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang)
Dalam agama Hindu, filsafat reinkarnasi mengajarkan manusia untuk sadar
terhadap kebahagiaan yang sebenarnya dan bertanggung jawab terhadap
nasib yang sedang diterimanya. Selama manusia terikat pada siklus
reinkarnasi, maka hidupnya tidak luput dari duka. Selama jiwa terikat
pada hasil perbuatan yang buruk, maka ia akan bereinkarnasi menjadi
orang yang selalu duka.
Dalam filsafat agama Hindu, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus
menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Pada saat
manusia hidup, mereka banyak melakukan perbuatan dan selalu membuahkan
hasil yang setimpal. Jika manusia tidak sempat menikmati hasil
perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk
menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses
reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya
yang belum sempat dinikmati. Selain diberi kesempatan menikmati, manusia
juga diberi kesempatan untuk memperbaiki kehidupannya (kualitas).
Jadi, lahir kembali berarti lahir untuk menanggung hasil perbuatan yang
sudah dilakukan. Dalam filsafat ini, bisa dikatakan bahwa manusia dapat
menentukan baik-buruk nasib yang ditanggungnya pada kehidupan yang
selanjutnya. Ajaran ini juga memberi optimisme kepada manusia. Bahwa
semua perbuatannya akan mendatangkan hasil, yang akan dinikmatinya
sendiri, bukan orang lain.
Yang bisa ber-Inkarnasi itu bukanlah hanya jiwa manusia saja. Semua jiwa
mahluk hidup memiliki kesempatan untuk berinkarnasi dengan tujuan
sebagaimana di atas (menikmati hasil perbuatannya di masa lalu dan
memperbaiki kulaitas hidupnya).
Inkarnasi adalah kelahiran kembali jiwa makhluk hidup dalam satu tubuh yang baru.
Reinkarnasi Dalam Kepercayaan Buddha
Dalam agama Buddha dipercayai bahwa adanya suatu proses kelahiran
kembali (Punabbhava). Semua makhluk hidup yang ada di alam semesta ini
akan terus menerus mengalami tumimbal lahir selama makhluk tersebut
belum mencapai tingkat kesucian Arahat.
Alam kelahiran ditentukan oleh karma makhluk tersebut; bila ia baik akan
terlahir di alam bahagia, bila ia jahat ia akan terlahir di alam yang
menderitakan. Kelahiran kembali juga dipengaruhi oleh Garuka Kamma yang
artinya karma pada detik kematiaannya, bila pada saat ia meninggal dia
berpikiran baik maka ia akan lahir di alam yang berbahagia, namun
sebaliknya ia akan terlahir di alam yang menderitakan, sehingga segala
sesuatu tergantung dari karma masing-masing.
Dalam filsafat Hindu dan Buddha, proses reinkarnasi memberi manusia
kesempatan untuk menikmati kebahagiaan yang tertinggi. Hal tersebut
terjadi apabila manusia tidak terpengaruh oleh kenikmatan maupun
kesengsaraan duniawi sehingga tidak pernah merasakan duka, dan apabila
mereka mengerti arti hidup yang sebenarnya.
Kasus-Kasus Yang Disebut-sebut Berhubungan dengan Reinkarnasi
Berikut ini adalah beberapa kasus yang dikatakan berhubungan dengan
reinkarnasi yang saya dapatkan dari berbagai sumber di internet.
Kisah Reinkarnasi Pelukis Paul Gauguin
Oleh : dr.Walter Semkiw
From the book : Born Again
Kasus ini adalah reinkarnasi dari salah satu pelukis terkenal yang
berasal dari Perancis Paul Gauguin yang berinkarnasi di Belanda pada
diri Peter Teekamp.
Cerita Peter Teekamp ini dimulai dari masa kecilnya, ketika kata kata
“Go-gone, Go-gone” terus terngiang di benaknya. Perlu waktu beberapa
puluh tahun sebelum Peter bisa menghubungkan kata kata ini dengan
seniman Paul Gauguin, dan bahkan lebih lama lagi baginya untuk bisa
menerima bahwa ia adalah reinkarnasi dari Gauguin. Raut wajah dan
kepribadianya juga konsisten. Hal hal yang benar benar menakjubkan
adalah analisis sketsa sketsa menunjukkan bahwa Peter Teekamp dalam usia
yang lebih muda,tanpa sadar telah mereka ulang perkembangan artistik
Gauguin.
Peter Teekamp lahir di Belanda tahun 1950, 47 tahun setelah kematian
Gauguin. Ketika berusia 10 tahun, dua suku kata terus muncul dalam
benaknya “Go-gone, Go-gone” , Peter kecil tidak menghubungkan pengertian
apapun dari kata kata ini sampai ia berumur 15 tahun, ia mulai bertanya
apa arti kata ini. Ia bahkan menanyakan pada guru sekolahnya arti kata
tersebut, tetapi gurunya tidak mengerti arti kata go-gone tersebut.
Peter tidak menyadari bahwa kata Go-gone itu adalah pelafalan fonetik
dari Gauguin.
Ketika beranjak remaja, Peter mulai melukis. Yang mengesankan adalah
lukisan awal awal Peter menyerupai sketsa sketsa yang dikerjakan oleh
Gauguin hampir seratus tahun sebelumnya, meskipun Peter tidak memiliki
pengetahuan mengenai sketsa sketsa Gauguin ketika ia melukis. Pada
kenyataannya Peter Teekamp tidak mengenal banyak sketsa-sketsa Gauguin
seperti diatas, sampai pada tahun 2003, ketika Peter berusia 53 tahun.
Dengan Lukisan lukisan pensil ini, Peter sebenarnya telah menggali
kembali memori-memori karya seninya dari sebuah masa kehidupan lampau ,
masa kehidupan Paul Gauguin. Apa yang menarik adalah Peter tanpa sadar
mereka ulang karya Gauguin pada usia yang jauh lebih muda ketimbang
ketika Gauguin menghasilkan sketsa sketsa ini. Fenomena ini menunjukkan
bagaimana dalam setiap masa kehidupan, kita membangun kembali
pencapaian-pencapaian dari inkarnasi sebelumnya.
Pada tahun 1972, di usia 22 tahun Peter pindah ke Amerika Serikat
kemudian menikah disana dan memiliki 2 anak. Disana ia mengelola toko
retail dan mengejar karir sebagai seorang pelukis. Ia ikut dalam pameran
pameran seni dan menjual karya karynya. Beberapa kali pula orang orang
mendatanginya dengan spontan dan memberitahunya mengenai kehidupan
lampaunya. Ada yang mengatakan namanya dulunya adalah Paul, pernah
tinggal di Perancis. Peter tidak tahu harus berbuat apa terhadap
komentar komentar ini, meski ia bersikap terbuka terhadap reinkarnasi.
Akan tetapi sampai awal tahun 70-an dia masih belum memiliki gambaran
siapa dia dahulunya dalam kehidupan lampaunya, dan komentar orang
mengenai kehidupan lampaunya di Perancis hanya membuatnya merasa lucu
dan tidak berarti apa apa.
Segalanya berubah pada tahun 1979, ketika ia berusia 29 tahun. Istrinya,
Angela ,mulai mengalami perubahan kepribadian yang drastis, ia menjadi
sangat religius. Meskipun Peter pada awalnya menghormati kebutuhan
istrinya untuk menjadi lebih spiritual, ia menjadi khawatir gaya hidup
istrinya yang penuh pengabdian menjadi berlebihan. Pada suatu hari
Angela berkata kepada Peter dengan keyakinan mendalam, “Kamu adalalah
reinkarnasi Paul Gauguin”, sebuah pernyataan yang semenjak itu terus
diulanginya pada Peter. Desakan istrinya tersebut membuat Peter
merenungkan kata “Go-gone, Go-gone” yang menggema di dalam pikirannya
semasa kecil. Ia kemudian melihat potret diri Gauguin memiliki
karakteristik wajah yang serupa dengannya. Belakangan ia menemukan
bahwa Gauguin suka menaruh wajah wajah di latar belakang lukisannya,
kadang mencolok, kadang tersembunyi, sebuah praktik yang juga
dikembangkan Peter secara spontan. Akan tetapi, masih saja terlalu aneh
baginya untuk menerima bahwa ia mungkin adalah Gauguin.
Sampai pada akhirnya ketika ia berumur 30 tahun, Peter mencoba untuk
melakukan Past Life Regression . Ia berhasil mengakses memori-memori di
sebuah masa kehidupan yang mana dahulunya ia memang seorang pelukis.
Pengalaman regresi tersebut begitu kuat dan membuatnya semakin sungguh
sungguh mempelajari Gauguin. Apa yang ditemukannya tidaklah ia sukai.
Pertama-tama, Peter tidak menyukai gaya melukis Gauguin, yang ia anggap
“terlalu kartun, primitif dan tidak rampung.” Di masa kehidupan ini
Peter telah mengembangkan sebuah gaya yang lebih realistis. Dalam
lukisan lukisannya Peter menunjukkan gaya yang lebih berkembang dari
lukisan Gauguin.
Dalam kehidupannya saat ini Peter Teekamp memiliki banyak sinkronisitas
dengan kehidupan lampaunya sebagai Paul Gauguin. Banyak peristiwa
peristiwa dalam kehidupannya yang menyerupai peristiwa yang dialami
Gauguin. Seperti kisah Gauguin yang mencoba bunuh diri akibat depresi,
juga dialami Peter ketika ia mengalami beberapa musibah di usia 39
tahun. Keduanya sama sama mencoba untuk bunuh diri meskipun gagal. Juga
banyak pola pola yang berulang mengenai hubungan dan konflik yang sama.
Gauguin dan Teekamp keduanya sama sama menjalani kehidupan yang stabil
pada awalnya, dimana mereka bekerja dalam bisnis konvensional dan
menikmati keberhasilan finansial, tetapi mereka berdua meninggalkan
keamanan untuk mengejar impian sebagai seniman.
Peter Teekamp berpisah dengan Angela kemudian ia berhubungan dekat
dengan Michelle Moshay, seorang penjual kolom iklan yang bekerja di
surat kabar lokal di California. Michele ini kemudian diketahui sebagai
reinkarnasi dari Mette Gauguin, istri Gauguin di kehidupan lampau. Dalam
buku mengenai Gauguin yang pernah dibeli Michelle, Peter melihat gambar
di halaman yangmenunjukkan foto Mete Gauguin dan secara spontan ia
berseru kepada Michelle, “Lihat, ini kamu” Peter melihat kemiripan istri
Gauguin dengan Michelle. Mereka berdua kemudian mencoba menelusuri
kehidupan Gauguin dan melihat banyak sekali kemiripan dalam kehidupan
mereka yang sekarang.
Peter Teekamp kemudian mencoba mereka ulang lukisan-lukisan Gauguin.
Terlihat bahwa kemiripan goresan tangan Peter Teekap dengan Gauguin.
Hmm... Memang mirip, atau hanya kebetulan bisa sama persis ? Bagaimana menurut kalian ?
Kisah Cameron Macaulay
Surat kabar harian Inggris The Sun, tertanggal 8 September 2006,
mengungkapkan kisah seorang anak berusia 6 tahun, Cameron Macaulay, yang
mengingat kehidupan masa lalunya. Cameron adalah anak laki-laki yang
senang menggambar, dia senang menggambar rumahnya – sebuah rumah putih
di tepi pantai. Akan tetapi, gambar itu membuat ibu Cameron, Norma (42),
gemetar karena rumah itu bukanlah rumahnya, melainkan suatu tempat yang
terletak di Pulau Barra – suatu tempat yang terletak 160 mil dari
tempat mereka tinggal sekarang – tempat yang belum pernah dikunjunginya.
“Sejak Cameron bisa bicara, dia selalu bercerita tentang bagaimana masa
kecilnya di Pulau Barra. Dia bercerita tentang ‘keluarga’-nya, tentang
bagaimana ayahnya meninggal, serta tentang saudara laki-laki dan
perempuannya. Ini merupakan sebuah pengalaman yang mengherankan,” kata
Norma.
Pada awalnya, cerita Cameron ini hanya dianggap sebagai bagian dari
imajinasi kanak-kanaknya. Akan tetapi, hal ini terus berlangsung
bertahun-tahun. Cameron tak henti-hentinya bercerita tentang Barra,
tentang bagaimana ia merindukan ibu dan saudara-saudaranya di sana,
tentang bagaimana ia rindu bermain di pantai dekat rumahnya.
“Dia seringkali mengeluh tentang rumah kami yang hanya memiliki satu
toilet, sementara di Barra mereka memiliki tiga toilet. Dia sering
menangisi ‘ibu’-nya. Dia berkata ‘ibu’-nya akan mengkhawatirkannya dan
dia ingin agar ‘keluarga’-nya di Barra tahu bahwa dia baik-baik saja.
Ini sangat menyedihkan. Dia tidak bisa dihibur,” jelas Norma. “Dia tidak
akan berhenti berbicara tentang Barra, ke mana mereka pergi, apa yang
mereka lakukan, dan bagaimana dia biasa melihat pesawat mendarat di
pantai dari jendela kamarnya. Dia bahkan berkata bahwa ayahnya bernama
Shane Robertson, yang meninggal karena tidak melihat ke dua arah. Saya
menduga maksud Cameron adalah tertabrak mobil, tapi dia tidak pernah
mengatakannya.”
Pada waktu itu, sebuah perusahaan film sedang mencari orang-orang yang
percaya bahwa mereka pernah hidup sebelumnya. Dengan saran seorang
teman, Norma menghubungi pihak perusahaan film walaupun harus menghadapi
tentangan dari pihak keluarga. Akhirnya, dengan ditemani staf dari
perusahaan film dan Dr. Jim Tucker, psikolog anak dari Virginia,
perjalanan Cameron mengunjungi lingkungan masa lalunya dimulai.
“Ketika saya memberi tahu Cameron bahwa kami akan pergi ke Barra dia melompat-lompat kegirangan,” ungkap Norma.
“Ketika kami pergi ke pulau dan mendarat di pantai seperti yang pernah
digambarkan oleh Cameron, dia berbalik kepadaku dan Martin (kakak
Cameron), lalu berkata ‘Now, do you believe me?’.”
“Cameron turun dari pesawat, mengangkat tangannya ke udara dan bersorak ‘I am back!’.”
The Macaulays kemudian memulai pencarian mereka di Pulau Barra –
petunjuk untuk mengungkap teka-teki kehidupan masa lalu Cameron.
“Kami menghubungi Heritage Centre dan bertanya apakah mereka pernah
mendengar tentang keluarga Robertson yang tinggal di rumah putih tepi
pantai. Jawabannya adalah tidak. Cameron sangat kecewa. Kami mengendarai
mobil berkeliling pulau, tapi kami tidak menemukan rumah yang dimaksud
Cameron. Lalu kami menyadari bahwa jika Cameron melihat pesawat mendarat
di pantai melalui jendela kamarnya, kami sedang menuju ke arah yang
salah.”
Kemudian The Macaulays menerima panggilan dari hotel tempat mereka
menginap, yang memberi tahu bahwa sebuah keluarga yang bernama Robertson
pernah memiliki rumah putih di tepi pantai.
“Kami tidak memberi tahu Cameron apapun. Kami hanya berkendara menuju
tempat di mana rumah itu katanya berada dan menunggu apa yang akan
terjadi nanti.” “Dia segera mengenali rumah itu dan sangat bahagia
karenanya.”
“Tapi saat kami berjalan ke pintu, raut wajah Cameron berubah suram dan
dia menjadi sangat pendiam. Saya menduga Cameron berpikir bahwa yang
terjadi akan tepat seperti apa yang dia ingat, bahwa ‘ibu’-nya akan
menunggunya di dalam. Dia terlihat sedih. Tidak ada siapapun di sana.
Pemilik sebelumnya telah meninggal, tapi penjaga rumah (keyholder)
mengizinkan kami masuk.”
“Cameron mengetahui setiap sudut dan celah rumah tersebut, termasuk tiga
toilet yang ada di dalamnya dan pemandangan pantai yang bisa dilihat
dari jendela kamarnya. Di kebun, dia membawa kami ke ‘jalan rahasia’
yang telah diceritakannya selama bertahun-tahun.”
Sejak keluarga Macaulay kembali ke rumah mereka di Clydebank, Glasgow,
Cameron menjadi jauh lebih tenang. Dia tidak lagi berbicara tentang
Barra dengan suatu kerinduan yang mendalam.
“Kami tidak mendapatkan semua jawaban yang kami cari dan nampaknya
kenangan kehidupan masa lalu akan memudar seiring bertambahnya usia.
Cameron tidak pernah berbicara tentang kematian padaku. Tapi dia memberi
tahu temannya agar tidak perlu khawatir tentang kematian: ‘because you
just come back again’.”
“Ketika saya bertanya bagaimana dia bisa berakhir bersama saya, dia
berkata bahwa dia jatuh dan masuk ke perut saya. Dan ketika saya
bertanya siapa namanya sebelumnya, dia berkata: ‘It’s Cameron. It’s
still me.’,” kata Norma. “I don’t think we’ll ever get all the answers.”
Kisah Cameron Macaulay ini dibuat menjadi sebuah film dokumenter
berjudul “The Boy Who Lived Before” yang ditayangkan di TV 5 pada
tanggal 18 September 2006.
Kisah Reinkarnasi Tang Jiangshan
Majalah Femina Dunia Timur dari propinsi Hai Nan – Tiongkok telah memuat
sebuah kisah reinkarnasi yang mengharukan, mengkisahkan pengalaman dari
Tang Jiangshan dari kecamatan Gan Cheng, kota Dong Fang di timur
propinsi Hai Nan.
Tang Jiangshan lahir pada tahun 1976, sewaktu berumur 3 tahun pada suatu
hari ia tiba-tiba mengatakan kepada kedua orangtuanya: “Saya bukan anak
kalian, pada kehidupan lampau nama saya adalah Chen Mingdao, ayah
kehidupan lampauku bernama San Die. Rumah saya di Dan Zhou, dekat laut.”
Omongan ini kalau didengar orang lain bagaikan omong kosong, perlu
diketahui, Dan Zhou terletak di utara pulau Hai Nan, berjarak 160 km
dari kota Dong Fang.
Selain itu Tang Jiangshan mengatakan bahwasanya dirinya dibunuh dengan
menggunakan golok dan tombak di dalam aksi kekerasan pada masa revolusi
kebudayaan, konon di bagian pinggangnya masih terdapat bekas luka bacok
peninggalan kehidupan masa lalu. Yang membuat orang merasa takjub ialah
Tang Jiangshan mampu berbicara dialek Dan Zhou dengan sangat fasih.
Orang Dan Zhou berbicara bahasa Jun, berbeda sekali dengan dialek Hok
Kiannya kota Dong Fang, seorang bocah berumur beberapa tahun bagaimana
bisa?
Pada saat Tang Jiangshan berumur 6 tahun, mendesak keluarga membawanya
mengunjungi kerabatnya pada kehidupan masa lampau. Keluarganya tidak
mau, maka ia mogok makan, akirnya sang ayah menurutinya, dan di bawah
pengarahannya berkendaraan menuju tempat dimaksud di desa Huang Yu,
kecamatan Xin Ying – kota Dan Zhou. Tang Jiangshan langsung menuju ke
hadapan pak tua Chen Zan Ying, menggunakan bahasa Dan Zhou dan
memanggilnya “San Die”, mengatakan dirinya bernama Chen Mingdao, adalah
putra Chen Zan Ying yang pada masa revolusi besar kebudayaan oleh karena
bentrokan fisik sehingga dibinasakan orang. Sesudah meninggal terlahir
kembali di kecamatan Gan Cheng – kota Dong Fang, kini datang mencari
orang tua kehidupan masa lampaunya.
Mendengar penuturan itu, Chen Zan Ying sejenak tertegun tak tahu
bagaimana harus bersikap. Kemudian si anak kecil menunjukkan kamar tidur
kehidupan masa lampaunya, dan menghitung satu persatu benda-benda pada
kehidupan lampaunya. Menyaksikan semuanya ini dengan kenyataan pada masa
lalu sama sekali tidak meleset, pak tua Chen Zan Ying saking terharunya
berpelukan menangis dengan Tang Jiangshan dan memastikan ia memang
adalah kelahiran kembali anaknya yang bernama Chen Mingdao.
Tang Jiangshan juga telah mengenali kedua kakak perempuan dan kedua adik
perempuannya serta para sobat kampung lainnya, bahkan termasuk teman
wanita pada kehidupan masa lampaunya: Xie Shuxiang. Semua kejadian ini
telah membuat takluk kerabat dan tetangga Chen Mingdao. Sejak saat itu,
“Manusia aneh dari 2 masa kehidupan”: Tang Jiangshan memiliki 2 rumah
dan 2 pasang orang tua. Ia setiap tahun hilir mudik antara Dong Fang dan
Dan Zhou. Si tua Chen Zan Ying beserta keluarga dan orang-orang desa
pada menganggap Tang Jiangshan sebagai Chen Mingdao. Oleh karena Chen
Zan Ying tidak memiliki putra lainnya, Tang Jiangshan berperan menjadi
anaknya dan berbakti hingga tahun 1998 ketika Chen Zan Ying meninggal
dunia.
Para petugas bagian editor dari majalah tersebut pada awalnya juga tidak
percaya akan hal tersebut, namun melalui pemeriksaan berulang kali dan
pembuktian lapangan, mau tak mau juga mengakui kebenaran tentang
kejadian tersebut.
Akan tetapi kisah dari Cameron Macaulay dan Tang Jiangshan, diklaim sebagai HOAX belaka dari para kalangan skeptis, sebab tak dapat dibukikan kebenarannya.
Dorothy Eady
Wanita Inggris yang mengalami fenomena reinkarnasi. Fenomena ini sangat
menggemparkan Inggris dan Mesir. Satu-satunya manusia yang dilaporkan
mengalami reinkarnasi dengan seorang tokoh “biarawati” pelayan kuil
Osiris di zaman Firaun Seti I Mesir Kuno dari masa 1320–1200 sebelum
Masehi. Ia kemudian dikenali sebagai ‘Omm Sety’ (Ibu Sety, karena
anaknya bernama Sety).
Ceritanya.. Saat Dorothy Eady berusia 3 tahun, di London sana, ia
mengalami sebuah insiden, ia terjatuh dari lantai atas rumahnya. Ia
mengalami koma dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia karena semua
organ tubuhnya tidak berfungsi lagi. Tetapi, ketika ia disemayamkan,
anak perempuan itu tiba-tiba bangkit kembali dari kematian dalam kondisi
segar bugar.
Tak ada yang tahu bahwa pintu dimensi dari masa lalu telah terbuka dan
sebuah jiwa dari masa Mesir Kuno menempati tubuh Dorothy kecil yang
hampir kaku. Tetapi sejak vonis kematiannya, ia hidup kembali dengan
memiliki kepribadian yang berbeda sama sekali dari sebelumnya.
Bocah 3 tahun ini memiliki kepribadian yang jauh lebih dewasa dan selalu
bermimpi tentang kuil-kuil Mesir Kuno. Ia selalu bercerita tentang
Mesir Kuno, dinasti Firaun Seti I. Ia juga mampu mendeskripsikan
kehidupan di sekitar kuil Mesir Kuno seribuan tahun sebelum masehi.
Anehnya, ia juga selalu menuntut ayah ibunya untuk memulangkannya ke
tempat tinggalnya. Ayah dan ibunya sama sekali tak mengerti maksud putri
mereka tentang “pulang ke tempat tinggalnya”. Ia pintar dalam literatur
Mesir, mengalahkan para ahli Mesir.
Hanan
Seorang perempuan yang lahir di Libanon di pertengahan tahun 1930an.
Suaminya bernama Farouk Mansour. Setelah kelahiran anak kedua, Hanan
mendapatkan masalah jantung. Hanan pernah memberitahu suaminya bahwa dia
akan terlahir kembali dan menceritakan banyak tentang kehidupan
sebelumnya. Pada usia tiga puluh enam, Hanan melakukan perjalanan ke
Richmond, Virginia, untuk operasi jantung. Hanan meninggal karena
komplikasi sehari setelah operasi.
Sepuluh hari setelah Hanan meninggal, Suzanne Ghanem dilahirkan. Ibu
Suzanne menceritakan bahwa sebelum kelahiran Suzanne ia bermimpi akan
memiliki anak perempuan. Ia bertemu dengan seorang wanita yang mirip
dengan Hanan, mencium dan memeluknya. Wanita itu berkata, “Aku akan
datang kepadamu“.
Pada usia 16 bulan, Suzanne bisa menyebutkan semua anggota keluarga
Hanan dengan tepat. Ia mengaku bahwa ia mempunyai suami bernama Farouk.
Suzanne pun bisa mengidendifikasi semua anggota keluarga Monsour. Ia
juga tau rahasia2 Hanan yang tidak diketahui siapa pun.
Farouk akhirnya bisa menerima Suzane sebagai reinkarnasi istrinya. Untuk
mendukung kesimpulan ini, Farouk mengatakan bahwa hanya dengan melihat
foto, Suzanne dengan akurat mengenali orang-orang yang telah mereka
kenal sebelumnya, dan mengetahui informasi lain yang hanya Hanan yang
mengetahui. Wajah Suzanne mirip sekali dengan wajah Hanan.
Jendral George S. Patton percaya bahwa dia pernah menjadi
prajurit di banyak kehidupan masa lalunya, termasuk pernah berada di
bawah pimpinan Alexander the Great.
Benjamin Franklin pernah menyatakan kepercayaannya akan
reinkarnasi ketika dia menulis bahwa dia akan kembali “in a new and more
elegant edition, revised and corrected by the author.”
Thomas Alva Edison dan Henry Ford menyatakan bahwa mereka adalah believers in past lives.
Reinkarnasi: Antara Fakta dan Keyakinan
Masalah reinkarnasi, sepertinya lebih bisa dipahami atas sudut pandang
keyakinan dan kepercayaan dari masing-masing pribadi manusia.
Sebab, sepintar apapun manusia, kita tak dapat begitu saja menyingkap tabir rahasia kehidupan.
Fakta : Saya yakin manusia tidak dapat melakukan percobaan untuk
mengetahui kebenaran atas fenomena reinkarnasi. Manusia hanya bisa
mengeluarkan pendapat, argumen atau teori - teori yang mungkin bisa
digunakan untuk menjelaskan sesuatu, sesuai dengan pemahaman dan
kemampuan berpikir yang dimiliki.
Keyakinan : Saya kembalikan semuanya mengenai fenomena reinkarnasi ini,
sesuai dengan kepercayaan serta keyakinan kita masing-masing.
Penutup
Apakah foto dibawah ini bisa anda sebut sebagai HOAX.... ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar