1. Anus Mudah Luka
Berbeda dengan vagina, anus tidak mempunyai sistem pelumasan. Selain
itu, dinding anus juga lebih tipis. Oleh karena itu, ketika penetrasi,
mudah terjadi perlukaan.
Efek serius dari perlukaan dinding dubur adalah penyebaran penyakit
menular seksual (PMS). Virus HIV 30 kali lebih mudah menular pada seks
anal. Selain HIV, juga dapat terjadi penyebaran virus kutil kelamin,
virus hepatitis, herpes, dan lain-lain.
2. Kerusakan Otot Anus
Muara anus dikelilingi oleh otot melingkar yang disebut otot sfingter
anal. Otot ini berfungsi menjaga muara anus tetap tertutup, dan baru
terbuka ketika buang air besar.
Hubungan seks lewat anus dapat menyebabkan kerusakan pada otot sfingter
anal, sehingga buka tutup anus menjadi terganggu. Hal ini akan berakibat
buruk pada proses buang air besar.
3. Infeksi Oleh Bakteri Penghuni Anus
Secara normal, anus dihuni oleh bakteri-bakteri yang membantu tubuh
untuk menghancurkan sisa makanan. Pada hubungan seks anal, bakteri ini
dapat menimbulkan infeksi baik pada anus sendiri maupun pada alat
kelamin pasangannya.
Selain itu, bakteri dapat menyebar ke vagina atau mulut jika penetrasi
vagina atau oral dilakukan setelah penetrasi anal. Penyebaran ke vagina
misalnya, dapat menyebabkan infeksi vagina dan saluran kencing.
4. Perdarahan
Pada hubungan seks anal dapat terjadi cedera yang menimbulkan
perdarahan. Cedera tersebut mungkin terjadi akibat robeknya dinding anus
atau rektum atau karena robeknya wasir / ambeien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar