Para peneliti di jepang dan Prancis menemukan bahwa buah yang bernama ilmiah richardella dulfica tersebut mengandung senyawa sejenis protein yang disebut mirakulin. Protein ini menempel pada sensor rasa manis di lidah dan untuk sementara waktu memengaruhi proses identifikasi rasa asam dan pahit. Sementara itu buah ajaib ini sebenarnya hambar, tidak memiliki rasa sama sekali.
"Menarik sekali mengamati bagaimana proses ilmiah mirakulin ketika menghalangi sensor rasa asam," kata Keiko Abe, seorang profesor biologi-kimia terapan di University of Tokyo.
Dia menambahkan bahwa efek buah tersebut merupakan hasil meminimalkan perubahan pH yang terjadi ketika mengkonsumsi makanan. Sebagai gantinya, lidah yang dilapisi jus miracle berry akan mengaktifkan sensor rasa manis dan menghambat rasa pahit dan asam.
Seperti dilansir IBTimes, Sabtu (12/11/2011), buah ajaib ini banyak dipakai di restoran-restoran Jepang. Saat ini mulai muncul spekulasi tentang kemungkinan penggunaan buah ini untuk mendukung pola hidup sehat dengan makanan pahit dan asam, yang umumnya memiliki nutrisi tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar